Seorang yang selalu berbicara apa adanya.

Saya termasuk orang yang suka mengkomentari banyak hal secara lugas dan apa adanya, khususnya saat di rumah. Sementara kalo di kantor memang saya cenderung lebih cuek, apalagi seandainya yang bersangkutan bukan orang yang ada di bawah kepemimpinan saya. Pernah dulu satu GM di salah satu pusat penelitian pada saat awal bertemu saya komentari bahwa ia harus mau menjadi bad cop bukan hanya good cop atau saya komentarin sambil bercanda mengenai betapa kumel mukanya karena banyak beban pekerjaan yang harus ditanggung.

Kebetulan di rumah, saya dan Mawa merupakan orang yang sama-sama bekerja. Namun, di tengah lelahnya kami selesai bekerja ternyata sifat saya dan Mawa bagaikan langit dan bumi. Mawa cenderung tidak peduli dengan kondisi yang ada di rumah, mau kaya kapal pecah kek.. semuanya hancur lebur kek.. kagak ada urusan! Sementara saya kebalikannya, semuanya harus tertib dan tertata rapi. Akibatnya, saya sering menasihati anak-anak saya untuk melakukan hal sederhana seperti merapikan kembali mainan, membuang bungkus makanan pada tempatnya, membawa piring makanan kotor ke wastafel, hingga merapikan kamar tidurnya. Apabila Audi malas biasanya saya juga minta dia dengan tegas untuk berlatih piano. Pun karena kebiasaan Mawa menurut saya amburadul, saya sering mengkomentarin dia dan dia selalu ngga terima dan mengatai saya komentator, mulut busuk, dsb.. padahal saya hanya menyampaikan fakta dan apa yang saya rasakan 😀

Kita memang harus mempunyai identitas, sehingga orang mengerti siapa atau bagaimana sifat kita. Saya selalu berusaha menepati janji yang saya buat dengan anak-anak, pernah satu kali ada kejadian lucu: Cece, anak kedua saya, karena menurut saya terlalu lama menonton youtube dari layar smartphone saya minta Cece untuk berjanji hanya akan menambah waktu 5 menit untuk menonton youtube setelah itu dimatikan. Dan yang terjadi adalah, dia ngga mau berjanji.. hahaha.. karena dia merasa ngga bisa melaksanakan janjinya itu. Kemudian biasanya saya berusaha melaksanakan apa yang sudah saya sampaikan, misalnya: kepada mahasiswa saya menyampaikan bahwa mereka boleh telat maksimal 10 menit setelah saya datang. Siapapun itu yang telat lebih dari 10 menit ya dengan terpaksa tidak boleh masuk.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.